Pages

14 Apr 2008

Fana 4th


Sore itu awan bergurat merah
Mentari kelelahan, ini bisa dilihat dari cahayanya yang suram
Debu-debu dan angin saling berpelukan enggan untuk berpisah
Langitpun merengut, kelelahan oleh panasnya udara

Dan Fana masih dalam lamunannya
Hingga sesosok besar menghampirinya
Dan berkata,
"Fana, apa yang kau persiapkan jikalau kujemput engkau sekarang ?"
"Apa alasan yang akan kau ajukan seandainya saat kujemput nanti kau dalam keadaan
berdosa ?"
"Fana, sebanyak apakah bekalmu sebelum nanti kucabut nyawamu ?"

Fana tersentak, sosok itu jelas
Jelas di hadapannya...
Ia tersedak, tenggorokannya tercekat oleh dinding kata yang sulit terucap
Ia menangis
Ia sadar, hidupnya terlalu mahal untuk dilalui dengan lamunan

Makhluk itu kembali berkata, dan kali ini dengan suara yang menggelegar :
"Wahai manusia, engkau dimuliakan atas kami. Kami sematkan mahkota kemuliaan atasmu oleh Tuhanmu. Tapi, kau nafikan mahkota itu."
"Wahai manusia, kau lewatkan umurmu dengan sesuatu yang nista. Kau telah menjual kenikmatan abadimu dengan kenikmatan sesaatmu. Dan sesungguhnya Dia tidak akan mengakhirkan waktumu, tidak pula Ia memanjangkan jalanmu."

Fana, begitu ia menyebut dirinya. Berkata,
"Wahai Tuhan jauh sudah
lelah kaki melangkah
aku hilang tanpa arah
rindu hati sinar-Mu"

"Wahai Tuhan aku lemah
hilang terlumur noda
hapuskanlah terangilah
jiwa di hitam jalanku"

"Ampunkanlah aku
terimalah taubatku
sesungguhnya Engkau
sang Maha Pengampun Dosa"

"Ya Robbi, ijinkanlah
aku kembali pada-Mu
meski mungkin takkan sempurna
aku sebagai hamba-Mu"

"Ampunkanlah aku
terimalah taubatku
sesungguhnya Engkau
sang Maha Pengampun Dosa"

"Berikanlah aku
kesempaatn waktu
aku ingin kembali
kembali ke jalan-Mu"

"Dan meski aku tak layak
sujud pada-Mu
dan sungguh tak layak
aku..."*

Fana larut dalam sedu sedan tangisnya
Hingga akhirnya panggilan itu tiba
Dan ia kembali ke peraduannya
Dengan air mata, berurai bersama sesalnya

*Diambil dari lirik Lagu Taubat-Opick

No comments: