Pages

18 May 2008

Ujian

Selamat Menempuh Ujian Termin ke-Dua
Waffaqonallah jami'al A'maal
Ma'at tamaniyyat bit taufiq wan najah

7 May 2008

Fana 6th

Pagi itu tak terlalu cerah. Kabut kelabu sembunyikan cantiknya biru langit hari itu. Dan hari tampak lelah berpacu dengan sang renta waktu.


****
Aku masih terduduk di sisi pagoda tinggi yang menjulang menantang langit. Bersandar pada bebatuan abu-abu hijau lumut. Menatap kosong ke depan. Lukaku belum terlalu sembuh. Dan mungkin masih mengeluarkan darah dan penderitaan dalam hatiku.

Aku melamun dan sejenak mengingat saat itu.
Saat aku berjalan bersama yang kukasihi. Aku merasa seolah aku sangat bisa membahagiakannya. Hingga aku lupa bahwa hidup tak sekedar untuk cinta. Aku berusaha memberi apa yang diinginkannya. Hingga suatu saat cakar iblis berkedok "sang terpercaya "mengintip di balik semak persahabatanku. Dan ia menghunus, menunggu saat tepat untuk tusukkan belati khianat dan rebut sang kekasih dariku.

Mungkin aku takkan separah ini terluka andai saja dia bukan sahabatku. Ia tusuk punggungku dan peras iba kasihku. Hingga aku menjadi seorang yang tak mudah lagi percaya.
Aku ingat, bahwa tak selamanya teman bisa menjadi wajan tempat kita menumpahkan rahasia. Apalagi dia yang berkedok "sang terpercaya".

Perih itu kembali mengiris. Mengeluarkan darah. Dan kini, aku lebih memilih hidup sendiri. Daripada mati untuk disakiti. Sambil menanti izrail menjemput dan peluk ragaku dengan sayapnya.

Aku merenggang.... Sesak nafas ini. Distorsi detak jantung berdegup kencang. Menandakan hidupku tak tergantung waktu lagi.
Hingga suara itu datang....

"Tubuh mempunyai keinginan yang tidak kita ketahui. Mereka dipisahkan karena alasan duniawi dan dipisahkan di ujung bumi. Namun jiwa tetap ada di tangan cinta... terus hidup... sampai kematian datang dan menyeret mereka kepada Tuhan..."*

"Sekarang bukan saatmu, kau hidup karena cinta. Dan matimu juga akan dikorbankan demi cinta. Cinta bukanlah manis yang akan kehilangan rasanya pabila bertemu dengan pahit. Tapi cinta adalah manis yang bisa dirasakan dalam kepahitan. Nikmati cintamu, reguk indahnya dalam limpahan pahala."

Aku bangkit dan sadar. Ternyata aku salah memaknai cinta. Aku terlalu mengharap padanya.
Dan bibir lirih berucap, "Nikmati hidupmu dengannya, dan biarkan aku menjemput pelangiku. Hingga ucapkan selamat tinggal pada hari."


*****
Fana tersedu, ia kembali ke peraduannya. Di samping pagoda saksi akan keindahan cinta.

*Kahlil Gibran



5 May 2008

Remaja lagi..lagi... dan lagi...

Sebelum nulis postingan ini, terlintas di kepala saya. "Aduuuh, ujian-ujian ko masih bisa update postingan sih ? Segimana sih persiapan kamu, fan ?"

Hiks..hiks... saya ga bisa ngasih alasan. Saya juga heran, ko keinginan menulis lebih besar ya ? Apa mungkin ini akibat radiasi rasa stress tatkala ujian yah ? Apalagi sekarang dilanda dehidrasi dompet stadium akut. Hiks..hiks...
*malah jadi ajang curhat....hahay..!

Saat itu, pas buka FS. Saya sempet kepikiran buat nge-cek inbox message FS. Ternyata ada surat masuk yang berjudul dari... (sengaja saya sembunyikan, belum izin ke orangnya sih...). Ga terbayang sih sebelumnya. Isinya saya kira semacam ucapan atau info. Waahh... kali ini beda sekali. Ada tiga pertanyaan yang sangat mengejutkan. Dan posisi saya kali ini terjepit. Saya dituntut untuk bisa berfikir 'sedikit' bijaksana. Hehehe... setidaknya...
Isinya saya copy pastekan yah...:

asla..
irFan..

toLong bantu ** jwab pertanyaan ini..

apa salah jika seorang wanita ingin menjaga dirinya dengan berupaya sebisa mungkin untuk tidak bersentuhan dengan selain mahramnya ?
namun ketika suatu waktu ia tak sengaja melakukannya karena khilaf, lupa , atau tergoda oleh rayuan syetan..
dan ketika seseorang mengingatkannya ia menjadi teringat akan kesalahannya..

apakah termasuk dosa jika seorang perempuan dengan laki2 berjalan berdua dan tak ada yang mereka lakukan kecuali berjalan sambil mengobrol di tempat yang ramai sekalipun namun di tengah keramaian tersebut tidak ada satu orangpun yang mengenal mereka..

bagaimana dengan seseorang yang berkata bahwa ia ingin "menjaga dirinya" namun perilakunya belum sama dengan perkataannya karena ia tengah berupaya...?

tLg jwb pertanyaan **** yang tak tahu menahu ini....


Pyuuuh...!
Saya terjebak dalam dilema. Perlu dibutuhkan kesabaran yang sangat untuk bisa menjawab soal ini. Soalnya, ini juga seperti menohok wajah saya. Seolah-olah pertanyaan ini disindirkan untuk saya.
Bismillah saya coba jawab :

Wa'alaikumussalam warahmatullah wabarakatuh

***, saudaraku...

sebelumnya Irfan mau minta maaf klo seandainya jawaban iRfan kurang memuaskan. Soalnya Irfan juga pernah merasakan seperti yang ** alami sekarang. Dan itu merupakan pelangi kisah masa muda IrFan. Tapi, Irfan akan coba jawab dengan kata lain bahwa jawaban IrFan ini tidak mesti muthlak untuk di benarkan hanya saja iRfan akan coba. Semoga saja kita bisa mengambil hikmah di dalamnya. Amien.

Klo boleh IrFan jawab satu persatu. Irfan akan coba memilah dulu.
Untuk soal yang pertama, wanita yang ingin menjaga dirinya itu memang sudah kewajibannya. Banyak ayat di Quran yang memerintahkan wanita untuk menjaga dirinya dari yang selain mahramnya. Bahkan kepada istri-istri nabi sekalipun. iRfan kagum atas usaha ** untuk hal ini.
Namun apabila tanpa sengaja kita lupa atau khilaf.yang jelas, apa bila kita terlupa dari batas-batas hukum islam baik itu masih dalam koridor kewajaran atau tidak. Kita wajib untuk segera bertaubat dan ber'azam untuk tidak mengulanginya lagi. Sesungguhnya Allah maha Pengasih dan Pengampun.

Soal yang kedua, masalah berjalan berdua di tempat yang ramai. iRFan lebih memilih mengatakan bahwa kita boleh berjalan berdua dengan orang yang bukan mahram, TAPI dengan membawa serta mahram kita. Walaupun itu tempat yang ramai. Karena itu lebih aman dan lebih condong kepada maslahat.

Dan untuk soal yang terakhir, terus terang... iRfan merasa ada sesuatu yang menohok wajah iRfan. iRfan merasa sedikit tersinggung...hehehe...
Tapi itulah manusia, apalagi anak muda. Kita tidak boleh berhenti berusaha. Usah dengarkan omongan orang, tetap usahakan agar niat kita lurus mengharap ridha Allah. Terus berusaha menjadi lebih baik.

Satu lagi...
Tapi jangan jadikan rambu-rambu agama ini sebagai alasan untuk tidak berkarya dan berkomunikasi dengan dunia. Jadikan ia sebagai pemantau mental kita. Walau iRfan ga bisa nafikan bahwa dorongan jiwa muda untuk kita saat ini lagi kuat-kuatnya. Apalagi dengan objek yang kita temui kesehariaanya seperti itu-itu saja.

Aduh.. kepanjangan ya? Wah...
**, ini semua bukan berarti IrFan lebih tahu dari *** atau lebih bijak. Kita sama-sama anak muda. Tapi atas dorongan persaudaraan dan teman. Apalagi tujuan untuk berbagi di media seperti ini. iRfan harap, ** jangan sungkan-sungkan menegur iRfan apabila *** lihat iRfan berbuat salah.
Mohon doa, Irfan akan menempuh ujian termin ke-2. Tanggal 8 Mei ini.
Oiya, untuk lebih jelasnya buka di http://nyebelin-latasyba.blogspot.com/2008/04/cowo-cewe-temenan-no-problem.html

Salam buat keluarga yah...


Beberapa hari setelah itu, saya berkesempatan menyapanya di media Yahoo Messenger. Di sana dia cerita banyak tentang masalahnya.(sambil nangis...*katanya sih) Salah satunya adalah omongan orang yang bilang bahwa apa yang dia inginkan sangat jauh dari apa yang dia aplikasikan dalam kesehariaannya. Dalam artian, orang menilai dia belum menjadi seperti apa yang dia inginkan. Susah juga ya... niat baek malah digituin... Kasihan...

Dari sini saya mengambil pelajaran bahwa dibutuhkan bahasa yang baik untuk menasehati orang. Apalagi kalo orang tersebut memiliki kejiwaan yang lemah. Jangan mudah-mudah mengkritik apalagi mendebat. (masalah debat... saya paling ga suka)

Kedua... ternyata bagi anak muda. Mereka masih merasa terkekang dengan syariat. Padahal syariat itu dibuat bukan untuk mengekang. Tapi merupakan anugrah dari Allah. Supaya kita menjadi mulia. Dan syariat ini hanya bisa diambil dari al-Quran dan Sunnah. Bukan dari akal. Kalau akal mah, cuman bisa nerima dan mengakses...

By the way, semoga saya terjauh dari riya. Amien



3 May 2008

Jauh dan kontroversinya

Kalo temen-temen Kairo baca tulisan ini pasti ada yang bilang :
"Hahay... ujian bro..ngapain ente nyari2 yang kaya beginian ?"
ada juga yang mungkin bilang...
"Ga ilmiyah blass ! Dari tulisan di blognya semua ga ilmiyah blass ga mencerminkan mahasiswa !!! "
dan berbagai tanggapan lainnya..

Saya hanya bisa beralasan,
untuk komentar pertama : "Ane jg ga tahu ko ane bisa nyari-nyari yang beginian, cuman penasaran aja..."
Untuk komentar kedua :"Hohohoho... Anda salah alamat, klo mau nyari yang ilmiyah khas mahasiswa jangan di sini...Mohon baca judulnya...Mending close tab aja deh...hehehe.."

Terlepas dari itu semua, saya kali ini hanya mau sedikit merangkum fenomena di balik misteri lagu Jauh yang katanya dinyanyikan oleh Ega, ato Gaby ato Airin dan sebagainya. Hehehe....
Terus terang, pertama kali saya DL lagu ini dari sebuah postingannya Om djOker di MP. Klo mau baca, klik di sini.
Menurut yang saya tangkap (susah-susah euy buat googling ttg lagu ini). Ga ada yang bisa dijadikan patokan pasti. Semuanya berbeda-beda versi, bahkan sampe ada yang nulis hingga 10 versi tentang cerita di balik terciptanya lagu ini. Dan konon, kalau didengerin secara reverse atau dibalik ada pesan rahasia dalam lagu ini. Banyak yang bilang bahwa kalau kita mendengarkan lagu ini malam-malam, akan terasa aura magis yang didengungkan oleh lagu ini. Sampai-sampai saking penasarannya, ada yang sudi untuk mengurai properties lagu ini sedetail mungkin. Anyway, mungkin ini hanya trik untuk bisa mengangkat popularitas atau kalaupun ini memang cerita yang nyata, sudah sebaiknya kita biarkan saudari kita si Ega/Velina/Gaby untuk istirahat dengan tenang di alam sana. Dan jangan lupa, dunia industri musik kita sekarang lagi marak-maraknya. Mau ga mau kita harus berpaling dari masalah ini dan kembali fokus kepada kemajuan musik Indonesia (hahahhaha....tumben ane bijak ya....:D).
Oiya, ini kalau ada temen" yang penasaran mau lihat tampang serem-nya si Velina/Ega/Gaby. Klik di sini, tapi siapin mental dulu yah...mohon maaf buat mbak yang bernama Velina/Ega/Gaby. Saya ga bermaksud menjelekkan.
Atau mau lihat wajah-wajah personel Caramel, silakan klik di sini. Juga di sini. Atau di sini.
Dan yang mau tau info lebih lengkap + link DL lagu itu. Klik di sini. Ada juga ceritanya di sini

Pyuuuuuuuuuh... selesai juga uneg-uneg yang klo ga di salurin, bikin eneg. Akhirnya penasaran ini tetap menjadi penasaran. Hanya Allah lah yang tahu kebenaran dari semua cerita ini.

*mohon kritik dan sarannya


1 May 2008

Fana 5th

Fana masih duduk di pagoda harapannya. Menatap ke depan, perhatikan episode demi episode jalan kehidupannya.

Dan ia kembali terjebak dalam satu frame ritmis. Gejolak antara hati dan jiwanya...

"Berlari
Takkan menyelesaikan masalah sampai kau berlari ke ujung dunia.(*dari teh inicumatyara)

Tapi aku sudah terlanjur jauh, dan tak mungkin bagiku untuk kembali. Walaupun aku bisa kembali, aku tak boleh kembali dalam wujudku yang seperti ini

Tapi selamanya berlari kau takkan temukan jawabmu, hanya saja cakar ketakutan yang akan kau jumpai

Biarlah takut peluk aku dalam kelamnya, mungkin saja di sana aku temukan dunia yang bisa akui wujudku di dalamnya

Tapi kau akan kehilangan jiwa dan cintamu dalam kelamnya ketakutan, hingga suatu saat akan jadikan hidupmu mati dan dingin seperti bumi.

Usah kau nasehati aku, karena nasehatmu akan lemparkan aku ke langit hingga aku jatuh dan terjembab tak kenali diriku

Ini bukan nasehat saudaraku, tapi ini adalah kata yang kubekali dengan pisau perasaan pabila dia menemui orang yang menentangnya. Dan kubekali dengan perisai kasih pabila ada orang yang ingin berlindung dengannya.

Buat apa berbicara kasih ? Kasih sendiri tak mengerti kemana ia akan berjalan.. Bicarakanlah nafsu, hingga kau akan temui nikmatnya secangkir kepuasan

Kau berbicara tentang nafsu seperti berbicara tentang anak bayi dalam susuan. Kau akan temukan jiwa hitam.(*dari aziz) Sepekat rongrongan kelam masa lalu.

Usah bicarakan masa lalu, seandainya saja kenyataan masa depan masih bersembunyi dariku.

Kau tak sadar, pagi membawamu tatap masa depan. Lalu perlahan ia bergantian dengan siang yang mengajarimu cara mengisi masa kinimu hingga kau rasakan kantuk. Dan dalam buaian malam kau akan resapi apa yang telah kau lakukan dalam masa lalumu.

Baiklah, aku akan kembali. Tapi tetap dengan berlari. Walau nanti kujatuh, bukan untuk
bangkit. Tapi aku akan terus berlari."