Pages

31 May 2009

Menjadi Indonesia.



Mungkin judul ini pernah digunakan oleh sebuah grup band asal Jakarta yang akhir-akhir ini sering mengisi sebuah rubrik di sebuah media tulis ternama di Indonesia. Grup band yang juga saya gemari dan saya banggakan, sebagai salah satu grup band yang masih gigih mengusung idealisme mereka di tengah derasnya desakan pasar.

Efek rumah kaca, mungkin ada beberapa teman yang sudah tidak asing dengan nama ini. Atau ada pula yang masih belum pernah mengenal band yang digawangi oleh Cholil, Akbar dan Adrian ini.

Saya tak berniat berpanjang lebar di profil grup band ini, bagi teman-teman yang masih penasaran silakan kunjungi mereka dengan sebelumnya melakukan pencarian di Google.

Menilik kepada judul yang juga saya gunakan dalam tulisan ini. Menjadi Indonesia. Pasti secara nalar, dengan pernyataan ini berarti kita belum benar-benar menjadi Indonesia. Lalu, bagaimanakah Indonesia itu? Apa yang harus kita lakukan agar menjadi Indonesia? Lantas, bagaimana keadaan Indonesia sekarang yang dikatakan belum menjadi dirinya secara utuh?

Karena saya tidak mempunyai referensi yang matang, hanya karena dorongan untuk menulis. Saya hanya berpatokan pada apa yang dulu pernah saya dengar dan saya hafalkan. Mari, perlahan-lahan ikuti jalan fikiran saya.

Bagaimanakah Indonesia Idaman itu? Dan Apa yang harus kita lakukan agar menjadi Indonesia?

Indonesia idaman, adalah Indonesia yang berlandaskan kepada kelima sila yang sudah dirumuskan saat-saat kemerdekaan. Pertama, seperti kita ketahui adalah Ketuhanan yang maha Esa. Dengan butir sila yang ditempatkan sebagai sila paling awal dari sila-sila yang lain, kita bisa membaca bahwa Negara kita Indonesia harus berdasarkan pada sebuah asas ketuhanan yang maha Esa. Dalam artian, bahwa apapun paham yang menafikan wujud ketuhanan yang maha Esa tidak bisa diterima dalam konteks Indonesia Idaman. Gugurlah faham komunisme, dan politeisme (kalau saya tidak salah istilah).

Kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Secara simpel dan sederhananya, negara Indonesia Idaman harus berdasarkan asas kemanusiaan yang menempatkan keadilan dan keberadaban. Maka gugurlah paham-paham ketidak adilan dan ketidak beradaban. Dari sini, kita bisa melihat bahwa untuk menjadi Indonesia Idaman kita harus bisa menyingkirkan ketidak adilan dan ketidak beradaban. Adil dalam pengertian yang pernah saya dengar, sebuah kemampuan untuk menempatkan sesuatu pada tempat dan haknya. Maka jika dikontekskan dalam ruang lingkup kemanusiaan, adil bisa berupa memberikan hak yang pantas dari sebuah kewajiban manusia. Karena manusia tidak bisa lepas dari kewajiban dan hak. Ada kewajiban, ada hak. Begitu pula sebaliknya.
Berpaling kepada istilah beradab, bahwa sebagai seorang manusia kita harus mempunyai adab. Tidak anarkis. Maka, agar menjadi Indonesia idaman, kita harus mengedepankan keadilan yang beradab.

Ketiga, Persatuan Indonesia. Kita bisa menerima butir sila ini tanpa harus memperpanjang pembahasan. Intinya, Indonesia Idaman adalah Indonesia yang bersatu. Bersatu dalam apa?

Keempat, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Nah, agar bisa menjadi Indonesia idaman. Kita harus bersatu dalam sebuah ruang lingkup kerakyatan yang di sana ada seorang pemimpin ideal mengusung hikmat kebijaksanaan. Darimana didapat kebijaksanaan ini? Yaitu, dari sebuah permusyawaratan yang diberikan dari perwakilan-perwakilan anggota bangsa yang mengusung tema Ketuhanan, Kemanusiaan yang adil dan beradab serta bersatu dalam ruang lingkup kerakyatan yang taat pada pemimpin. Dari sini, kita bisa rasakan betapa harmonisnya hubungan mesra antara pimpinan dengan rakyat.

Dan yang terakhir, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Butir sila ini merupakan sebuah hasil dari kombinasi empat butir sebelumnya. Apabila kita sudah berketuhanan yang maha esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, bersatu dalam ruang lingkup Indonesia yang dipimpin oleh pemimpin kerakyatan yang berdasar pada hikmat kebijaksanaan dari sebuah permusyawaratan perwakilan maka terciptalah sebuah keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Tak susah bukan untuk menjadi Indonesia Idaman? Tak perlu mengusung-usung idealisme yang 'mungkin' akan sulit diterima oleh bagian lain. Karena bangsa kita adalah bangsa yang bermusyawarah dalam perwakilannya masing-masing.
Yang perlu diperbaiki adalah pemimpinnya dan rakyatnya. Ya Allah berikanlah kami pemimpin yang baik dan perbaikilah pemimpin-pemimpin kami, berikanlah kami rakyat yang baik dan perbaikilah rakyat-rakyat kami. Amien.

Lantas, bagaimana keadaan Indonesia sekarang?

Berikut saya kutip beberapa syair dari lagu Menjadi Indonesia. Dan silakan masing-masing dari kita introspeksi diri. Insya Allah, kita bisa benar-benar menjadi Indonesia.


ada yang memar, kagum banggaku
malu membelenggu
ada yang mekar, serupa benalu
tak mau temanimu

lekas,
bangun tidur berkepanjangan
menyatakan mimpimu
cuci muka biar terlihat segar
merapikan wajahmu
masih ada cara menjadi besar

ada yang runtuh, tamah ramahmu
beda teraniaya
ada yang tumbuh, iri dengkimu
cinta pergi kemana?

memudakan tuamu
menjelma dan menjadi indonesia

No comments: