Pages

17 Sept 2008

Dia yang terlalu banyak kehilangan...


Kairo, 17 Ramadhan 1429

Beuuuh…panassssss..!!!

Seperti biasa, kebiasaan molorku tidur hingga pukul 13 siang berlanjut hari ini. Sebenarnya ga mau bergara-gara sii.. tapi gimana lagi, tugas kantor yang mesti diselesaikan dengan lembur. Bertemankan panas cuaca kota Kairo, YM yang aktif dan lagu-lagu pengantar kerja. Tugas itupun selesai. Ga bisa dibilang grafik vektor, tapi hanya orat-oret.. karena hobby saya memang suka menggambar dan mewarnai.

Preeeeet, bunyi bising itu membangunkanku dari lelap. Maksud hati ingin mengarahkan kipas ke badan, tapi apa daya. Tangan kuat menarik tangan menyeretku 3 meter dari tempat tidur semula. Plaks…plaks.. dua kali di pipi. Aku pun bangun, dan bisa berfikir lagi…:D

“Fan, telpon tuh…!” suara jelek itu menyambutku hari ini.

“Iya…hhhh…”, gerutuan dongkol yang kusembunyikan dalam dalam dan nanti kulempar jauh-jauh dalam kamar mandi. Sialan !!! ORang masih ngantuk ditelpon… *kasian telpon disalahin…

Sedikit cuci muka ala koboy, menatap hampa pada jam yang tertempel erat ditangan. Aku memulai aktifitas hari dengan menelpon balik “Juragan”. Begitulah saya memanggilnya, juragan yang selama ini mempekerjakan saya di kantornya. Tanpa Gaji.

“Fan, ingat kan klo hari ini kita ada kumpul ?”, suara itu.. huuufh…

“Iya, gaaan…” heuheuehue..jawaban malasku keluar spontan. Ga bermaksud juga untuk menahannya.

Sedikit bla-bla… Klik. Telpon pun berakhir bersama sayup damai adzan Dhuhur.

Shalat….


*****

“Saya udah terlalu banyak merasakan kehilangan, ka !”… Dia mengetiknya, dan seketika muncul dilayar hapeku yang keren..hahahaha…

“Gini, Teh… kehilangan itu adalah untuk mendapatkan sesuatu yang besar. Mendapatkan sesosok yang harus kita bantu. Yaitu diri sendiri dan bla-bla-bla lah” aku menulisnya di sana….

Aku sedikit merenung, mengapa manusia selalu menyesalkan kehilangan. Padahal wujud sebenarnya mereka pun dari tiada, untuk ada dan tiada lagi.

Menurutku, rasa kehilangan itu ada karena berbagai sebab. Mungkin karena perjuangan untuk memiliki sesuatu yang akhirnya hilang, atau kita sudah merasa nyaman dengan sesuatu yang hilang itu. Hingga untuk menerima kehilangannya pun, kita harus terpaksa menghilangkan rasa sabar kita.

Mungkin terlalu dipaksakan untuk bijak, aku ini. Tapi gimana lagi, aku juga sudah terlalu sering merasa kehilangan.
Eh, pandanganku seketika melihat ke Status YM temenku.. Di sana tertulis...
"Aku merasa ada yang hilang tanpa pernah tahu apa yang telah kutemukan, aku merasa menemukan tanpa tahu apa yang kucari, dan aku masih mencari tanpa tahu apa yang telah hilang..."

Sudah cukup… Kita manusia, hanya bisa diam dan merasakan bagaikan bagian depan pakaian ketika disetrika. Panas tapi rapi… Heuheuehue..

Teteh, atau siapapun anda ! Bersabarlah dengan kehilangan

2 comments:

Anonymous said...

Di Mesir kerja apa mas?
Wah pasti asyik ya ^^!

tyara said...

makasiii sudah menuliskan kisah saia..:p

*dia yg terlalu banyak kehilangan..*

sekarang saia juga sudah banyak menemukan..

=)

*baru bisa komen sekarang, kemaren gagal melulu